Sabtu, 18 Juni 2011

Pendidkan agama dan pendidikan umum

Pendidikan Agama dan Pendidikan Umum
( Studi Analisis Pendidikan Agama dan Umum di Kediri)

Makalah
Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah
“ Pemikiran Moderen Dalam Islam”

Dosen Pengampu :
Dr. Moch. Asror Yusuf, M.Ag








Disusun Oleh :
Diana Ningsih 933500508


JURUSAN USHULUDIN PRODI KOMUNIKASI ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
( STAIN ) KEDIRI
2011




BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan Islam berarti pembentukan pribadi muslim. Isi pribadi muslim itu adalah pengamalan sepenuhnya ajaran Allah dan Rasul – Nya, tetapi pendidikan muslim tidak akan tercapai atau terbina kecuali dengan pengajaran dan pendidikan. Membina pribadi muslima adalah wajib, karena pribadi muslim tidak mungkin terwujud kecuali dengan pendidikan. Maka pendidikan itu pun menjadi wajib dalam pandangan Islam. Karena manusia adalah makhluk paedagogik, maka kewajiban menyelenggarakan pendidikan adalah kewajiban syar’I, yang berarti bahwa perintah bertakwa adalah sekaligus perintah menyelenggarakan pendidikan yang menuju kepada pembinaan manusia bertakwa.

Pendidikan umum muncul sebagai reaksi terhadap kecenderungan masyarakat modern yang mendewakan produk teknologi dan cenderung mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan sebagai akibat dari produk sistem pendidikan modern yang sekular, yaitu pendidikan yang mementingkan pengembangan spesialisasi, sementara pengembangan nilai-nilai kemanusiaan yang bersifat universal nyaris terabaikan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari pendidikan agama ( Islam ) dan pengertian dari pendidikan umum?
2. Apa tujuan dari pendidikan agama ( Islam ) dan pendidikan umum?
3. Ruang lingkup apa saja yang terdapat dalam pendidikan agama ( Islam ) dan pendidikan umum?
4. Bagaimana konsep dasar pendidikan agama terutama pendidikan agama Islam?
5. Apa manfaat pendidikan agama terutama Islam dan pendidikan umum bagi seseorang?
6. Contoh apa yang terkait dengan pendidikan agama ( Islam) dan pendidikan umum?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan Agama dan Pendidikan Umum
Kata “Pendidikan” yang dalam bahasa Arabnya ialah “Tarbiyah” dengan kata kerja “Rabba”. Sedang kata “ pendidikan Islam” dalam bahasa Arabnya “ Tarbiyah Islamiyah”.
Dibawah ini ada beberapa pengertian pendidikan Islam menurut para Ahli :
1. Drs. Ahmad D. Marimba, pendidikan Islam yaitu bimbingan jasmani, rohani berdasarkan humim-hukum agama Islam menuju terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran Islam.
2. Drs. Burlian Somad, pendidikan Islam ialah pendidikan yang bertujuan membentuk individu menjadi makhluk yang bercorak diri, berderajat tinggi menurut ukuran Allah dan isi pendidikannya untuk mewujudkan tujuan itu adalah ajaran Allah.
3. Syech Muhammad An- Naquib Al- Attas, pendidikan Islam ialah usaha yang dilakukan pendidik terhadap anak didik untuk pengenalan dan pengukuran tempat-tempat yang benar dari segala sesuatu didalam tatanan penciptaan.
4. Musthofa Al- Shulayani, pendidikan Islam ialah menanamkan akhlak yang mulia di dalam jiwa anak dalam masa pertumbuhannya dan menyiraminya dengan air petunjuk dan nasehat.

Dari uraian di atas tersebut dapat diambil kesimpulan, bahwa pendidikan Islam adalah bimbingan yang dilakukan oleh seseorang dewasa kepada anak didik dalam masa pertumbuhan, agar ia memiliki kepribadian muslim .
Beberapa pengertian tentang Pendidikan Umum:
1. Pendidikan yang berkenaan dengan perkembangan keseluruhan kepribadian seseorang dalam kaitannya dengan masyarakat dan lingkungan hidupnya
2. Dalam SK Mendiknas No.008-E/U/1975 disebutkan bahwa Pendidikan Umum ialah pendidikan yang bersifat umum, yang wajib diikuti oleh semua siswa dan mencakup program Pendidikan Moral Pancasila yang berfungsi bagi pembinaan warga negara yang baik.

Kesimpulan bahwa Pendidikan Umum merupakan program pendidikan yang mengembangkan keseluruhan kepribadian siswa dan mahasiswa agar setiap dalam berpikir ilmiah dan mengelola emosi dilandasi etika dan moral yang berfungsi membina siswa dan mahasiswa menjadi warga Negara yang baik .

B. Tujuan Pendidikan Agama dan Pendidikan Umum
Menurut Omar Muhammad Asy – Syaebani, tujuan pendidikan agama terutama agama islam memiliki 4 ciri pokok, yaitu :
1. Sifat yang bercorak agama dan akhlak.
2. Sifat keseluruhannya yang mencakup segala aspek pribadi pelajar, dan semua aspek perkembangan dalam masyarakat .
3. Memberikan bahan-bahan informasi tentang pelaksanaan pendidikan dalam segala aspeknya bagi pengembangan ilmu pendidikan islam tersebut.
4. Mmemberikan penjelasan teoritis tentang tujuan pendidikan yang harus dicapai, berdasarkan teori, cara, dan metode dalam mendidik .
Secara khusus pendidikan yang berorientasi pada kecakapan hidup bertujuan untuk:
1. Mengaktualisasikan potensi peserta didik sehingga dapat digunakan untuk memecahkan problema yang dihadapi
2. Merancang pendidikan agar fungsional bagi kehidupan peserta didik dalam menghadapi kehidupannya di masa datang
3. Memberikan kesempatan kepada sekolah untuk mengembangkan pembelajaran yang fleksibel, sesuai dengan prinsip pendidikan berbasis luas,
4. Mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya di lingkungan sekolah, dengan memberi peluang pemanfaatan sumberdaya yang ada di masyarakat, sesuai dengan prinsip manajemen berbasis sekolah .
Ciri dari pendidikan islam ialah perubahan sikap dan tingkah laku sesuai dengan petunjuk dan ajaran islam. Untuk itu perlu adanya usaha, kegiatan, cara, alat dan lingkungan hidup yang menunjang keberhasilannya. Dengan demikian, secara umum dapat kita katakan, bahwa pendidikan islam ialah pembentukan kepribadian muslim .
C. Ruang Lingkup Pendidikan Agama dan Pendidikan Umum
Adapun ruang lingkup pendidikan agama terutama islam, yaitu :
1. Perbuatan mendidik itu sendiri, ialah seluruh kegiatan, tindakan atau perbuatan dan sikap yang dilakukan oleh pendidik sewaktu menghadapi atau mengasuh anak didik.
2. Dasar dan tujuan pendidikan agama terutama islam, yaitu landasan yang menjadi fondamen serta dari segala kegiatan pendidikan agama islam itu dilakukan.
3. Evaluasi pendidikan yaitu memuat bagimana cara-cara mengadakan evaluasi atau penilaian terhadap hasil belajar anak didik.
4. Alat-alat pendidikan yaitu alat-alat yang dapat digunakan selama melaksanakan pendidikan.
5. Lingkungan sekitar pendidikan ialah keadaan-keadaan yang ditaati berpengaruh dalam pelaksanaan serta hasil pendidikan agama .
6. Teori konsep yang diperluhkan bagi perumusan desain pendidikan agama dalam berbagai aspek.
7. Teori dan konsep yang diperluhkan untuk kepentingan praktik pendidikan, agar peserta didik mengalami perubahan, peningkatan dan kemajuan dari segi wawasan, ketrampilan, mental spiritual, sikap, pola piker dan kepribadiannya .

Menurut Philip H. Phenix dalam bukunya yang berjudul Realms of Meaning, ruang lingkup pendidikan umum hendaknya mencakup enam bidang makna, yaitu:
1. Makna Symbolycs, yaitu kemampuan berbahasa dan berhitung.
2. Makna Empirics, yaitu kemampuan untuk memaknai benda-benda.
3. Makna Esthetics, yaitu kemampuan memaknai keindahan seni dan fenomena alam.
4. Makna Ethics, yaitu kemampuan memaknai baik dan buruk.
5. Makna synoetics, yaitu kemampuan berpikir logis dan rasional sehingga dapat memaknai benar dan salah.
6. Makna Synoptic, yaitu kemampuan untuk beragama atau berfilsafat .

D. Konsep Dasar Pendidikan Agama dan Pendidikan Umum
Usaha-usha pengembangan pendidikan agama tidak dapat terlepas dari pengaruh aliran filsafat yang dianutnya. Aliran-aliran filsafat pendidikan yang mendasari pendidikan itu menurut Bremeld dapat diklasifikasikan menjadi 4, yaitu :
1. Progresivisme, bahwa manusia itu mempunyai kemampuan-kemampuan yang wajar untuk menghadapi dan mengatasi masalah yang bersifat merekam.
2. Esensialisme, bahwa pendidikan berfungsi sebagai pemelihara kebudayaan.
3. Penerialisme, bahwa pendidikan adalah persiapan bagi kehidupan didalam masyarakat.
4. Rekonstruksionisme, mengubah masyarakat melalui pendekatan anthropological sociological philosophy .

Dengan berdasarkan pada Al-Qur’an dan Sunnah, pendidikan agma terutama Islam tidak hanya akan menemukan berbagai isyarat tentang pentingnya membangun system pendidikan islam yang lengkap ( visi, misi, tujuan, kurikulum dll ), melainkan pula menanamkan prinsip-prinsip yang harus dipegang teguh dalam mengembangkan pendidikan agama Islam .

Konsep pendidikan Islam yang sudah tentu berbeda dengan konsep pendidikan barat. Perbedaan yang menonjol ialah pendidikan Islam sangat memerluhkan intervensi wahyu (Al-Qur’an) dan Hadist dalam menjawab masalah pendidikan, karena pengetahuan manusia sangat terbatas, sedangkan pengetahuan Allah Mutlak dan tidak terbatas. Konsep pendidikan barat lebih menonjolkan dan mengagungkan pada rasio, tanpa konsultasi dengan wahyu Allah. Adanya perbedaan itu menimbulkan cara berpikir dan bersikap dalam menghadapi pendidikan .

Konsep pendidikan umum di Indonesia berangkat dari UU no 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. Berdasarkan dari tujuan pendidikan nasional, kurikulum pendidikan nasional Indonesia selalu memuat nilai-nilai ketuhanan dan kemanusiaan secara terintegrasi. Dalam pencapaian tujuan utama pendidikan nasional, yaitu membentuk kepribadian utuh melalui proses pembelajaran secara terintegrasi dengan menggunakan pendekatan multi atau interdisipliner .

E. Manfaat Pendidikan Agama dan Pendidikan Umum
Berdasarkan penjelasan mengenai pendidikan agama, perlu dipelajari dan diajarkan kepada para peminat atas dasar itu, yaitu :
1. Hakikat pendidikan agama Islam ialah proses membimbing dan mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan peserta didik agar menjadi manusia dewas sesuai dengan tujuan pendidikan Islam.
2. Asas pendidikan Islam ialah asas perkembangan dan pertumbuhan dalam kehidupan yang berkesinambungan antara kehidupan duniawi dan ukrawiah, jasmaniah dan rohaniah atau antara kehidupan material dan mental spiritual.
3. Model pendidikan Islam ialah kemampuan dasar (fitrah) untuk berkembang bagi masing-masing pribadi muslim sebagai karunia Tuhan.
4. Sasaran strategis pendidikan Islam ialah menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai agama dan nila-nilai ilmu pengetahuan secara mendalam dan meluas dalam pribadi anak didik .

Secara umum manfaat pendidikan berorientasi pada kecakapan hidup bagi peserta didik adalah sebagai bekal dalam menghadapi dan memecahkan problema hidup dan kehidupan, baik sebagai pribadi yang mandiri, warga masyarakat, maupun sebagai warga negara .

F. Tujuan Pendidikan dalam Islam
Tujuan pendidikan islam adalah mendekatkan diri kita kepada Allah dan pendidikan islam lebih mengutamakan akhlak. Secara lebih luas pendidikan islam bertujuan untuk
• Pembinaan Akhlak
• Penguasaan Ilmu
• Keterampilan bekerja dalam masyarakat
• Mengembangkan akal dan Akhlak
• Pengajaran Kebudayaan
• Pembentukan kepribadian
• Menghambakan diri kepada Allah
• Menyiapkan anak didik untuk hidup di dunia dan akhirat .
G. Analisis Gejala yang Terjadi di Masyarakat
Masyarakat Muslim Indonesia dalam pendidikan dan perguruan keagamaan sangat signifikan dan bahkan sangat dominan. Pendidikan Islam di kawasan ini, mengambil posisi terdepan dalam pendirian, pengembangan dan pemberdayaan pendidikan keagamaan.

Tuntutan pengembangan sumber daya manusia dari waktu ke waktu semakin meningkat. Oleh karena itu layanan pendidikan harus mampu mengikuti perkembangan tersebut. Selain keluarga dan sekolah, masyarakat memiliki peran tersendiri terhadap pendidikan. Menurut Al-Syaibani, masyarakat dalam pengertian yang paling sederhana ialah kumpulan individu dan kelompok yang di ikat oleh kesatuan Negara, kebudayaan dan agama. Termasuk segala jalinan hubungan yang timbal balik, kepentingan bersama,adat kebiasan, pola-pola, teknik-teknik, syistem hidup, undang-undang,institusi dan segala segi dan phenomena yang di rangkum oleh masyarakat dalam pengertian luas dan baru .

Pendidikan di dalam lingkungan masyarakat tentunya berbeda dengan pendidikan yang terjadi pada lingkungan keluarga dan sekolah. Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara pemerintah, orang tua, dan masyarakat. Masyarakat dan pendidikan dapat ditinjau dari tiga segi yaitu :
1. Masyarakat sebagai penyelenggara pendidikan baik dilembagakan maupun tidak dilembagakan.
2. Lembaga-lembaga masyarakat atau kelompok sosial masyarakat baik langsung maupun tidak langsung mempunyuai peranan dan fungsi edukatif.
3. Dalam masyarakat tersedia berbagai sumber belajar, baik yang dirancang maupun tidak dirancang dan dimanfaatkan.

Hak masyarakat dalam pendidikan yaitu mereka dapat berperan serta dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi program pendidikan.
A. Tantangan dalam Pendidikan
Sebelum menjelaskan tentang peranan masyarakat dalam peningkatan pendidikan agama, ada baiknya diketahui terlebih dahulu tentang apa yang menjadi tantangan pendidikan agama. Diantara persoalan-persoalan tersebut adalah:
1. Krisis moral-akhlak

Memperhatikan kenyataan merosotnya akhlak sebagian besar bangsa kita, tentunya penyelenggara pendidikan agama tergugah untuk merasa bertanggung jawab guna meningkatkan kualitas pelaksanaan pendidikan agama agar mampu membantu mengatasi kemerosotan akhlak yang sudah parah itu.
Pendidikan agama adalah termasuk pendidikan nilai. Pendidikan nilai apapun tidak mudah menanamkannya ke dalam pribadi anak didik, karena banyak faktor yang mempengaruhinya, baik faktor penunjang maupun faktor penghambat. Sebagai contoh, ada seorang anak yang di dalam rumah mendapat pendidikan yang baik karena kebetulan bapak-ibunya guru. Tetapi di luar rumah, dia mempunyai kawan yang nakal, yang sering mengajaknya main judi dan melihat film porno. Bapak-ibunya tidak tahu kelakuan anaknya yang sesungguhnya.

Keberhasilan pendidikan tidak dapat diandalkan pada pendidikan formal di sekolah saja, tetapi diharapkan adanya sinkronisasi dengan pendidikan di luar sekolah, yaitu pendidikan dalam keluarga (informal) dan masyarakat (nonformal).
kemerosotan akhlak bangsa disebabkan oleh banyak faktor, seperti pengaruh globalisasi, krisis ekonomi, sosial, politik, budaya, dan lain-lain. Misalnya, karena terjadinya krisis ekonomi menyebabkan banyak orang sulit mencari sesuap nasi, Contoh lain, karena pengaruh globalisasi, orang ingin mencontoh gaya hidup mewah, maka karyawan atau pegawai rendah pun ingin bisa memiliki kendaraan bermotor.

2. Disorientasi fungsi keluarga
Fungsi keluarga yang dikenal sebagi tempat pendidikan utama dan pertama, nampaknya saat ini sudah berubah seiring dengan era globalisasi dalam setiap lini kehiduapan. Fungsi keluarga yang semula menjadi basecamp pendidikan pertama bagi anggota keluarga (anak, ibu dan bapak), saat ini mulai bergeser ke luar, yakni bisa berpindah ke lingkungan sekolah dan masyarakat.
Sehingga pada gilirannya anggota keluarga, terutama anak-anak sering menjadi korban, kurang terperhatikan, terutama dalam kebutuhan psikologisnya, tingkat kedekatan dan kasih sayangnya. Akhirnya mereka banyak yang sering melampiaskan kegiatannya di luar rumah, dan terjerumus ke jurang kenistaan dan kehinaan.

3. Lemahnya learning society
Seiring dengan era globalisasi, dimana sikap individualitas semakin menguat dan gaya interaksi antar individu tersebut sangat fungsional. Learning society adalah pemberdayaan peran masyarakat dalam keluarga dalam bidang pendidikan, termasuk dalam bidang pendidikan agama.

B. Peranan Masyarakat dalam Pendidikan Agama
Bentuk peranan masyarakat dalam meningkatkan pendidikan agama adalah sebagai berikut :
a. Pendidikan agama di keluarga
Anggota keluarga yang terdiri dari individu-individu masyarakat, memiliki peranan yang strategis dalam memberikan penguatan terhadap pendidikan agama.
b. Pembiayaan, Pemberian bahan dan sarana pendidikan agama dan keagamaan
Salah satu peluang untuk peran serta masyarakat dalam meningkatkan pendidikan agama dan keagamaan adalah dalam hal pembiayaan pendidikannya.
c. Penguatan Learning Society dalam Pendidikan Agama
Salah satu sarana potensial dalam penguatan learning society adalah Masjid, Musholla, Langgar dan sejenisnya. Dapat dipastikan hampir tiap RW memiliki Masjid atau Musholla, yang secara umum mempunyai jama’ah masing-masing. Dalam kontek ini Masjid telah berfungsi sebagai tempat belajar masyarakat untuk meningkatkan wawasan keagamaan/keislaman.
Namun di era teknologi informasi-globalisasi ini tradisi mengaji di masjid, musholla dan langgar pada saat ini berkurang. Jutaan mata masyarakat muslim yang biasa belajar agama selepas shalat magrib sambil menunggu shalat Isya. Sekarang telah beralih di depan televisi, menonton sinetron dan atau jalan-jalan ke Mall.
d. Berpartsipasi aktif dalam Komite Madrasah/Sekolah
Salah satu sarana untuk berperan serta dalam meningkatkan kualitas pendidikan agama adalah masyarakat dapat berperan aktif di Komite Sekolah/Madrasah sebagaimana diatur dalam pasal 56 UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003, bahwa masyarakat dapat berperan dalam peningkatan mutu pelayanan pendidikan yang meliputi perencanaan, pengawasan dan evaluasi program pendidikan. Termasuk di dalamnya bidang pendidikan agama.
e. Mendirikan dan mengembangkan lembaga pendidikan agama yang berbasis mutu diakui atau tidak, lembaga pendidikan agama (Islam), secara umum masih dianggap lembaga pendidikan nomor dua jika dibandingkan dengan sekolah-sekolah umum lainnya. Maka salah satu peran serta aktif masyarakat untuk meningkatkan mutu pendidikan agama adalah dengan mendirikan dan mengembangkan lembaga pendidikan agama yang berbasis mutu.
Secara garis besar peningkatan “peranserta” masyarakat dalam pemberdayaan dan peningkatan pendidikan keagamaan dapat dikerangkakan sebagai berikut; Pertama peningkatan peranserta masyarakat dalam pemberdayaan managemen pendidikan.
Kedua, peningkatan peran serta masyarakat dalam pengembangan pendidikan yang berkualitas dan berkeunggulan, yang pada gilirannya akan mendorong perkembangan madrasah dan lembaga-lembaga pendidikan Islam lainnya menjadi “centers of exellence “ yang mengahsilkan pendidik yang berparadigma keilmuan “komprehensif”, yakni pengetahuan umum dan agama, plus imtaq.
Ketiga, peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sumber-sumber belajar lain yang dapat dalam masyarakat, sehingga system pendidikan Islam tidak terpisah, atau menjadi bagian integral dari masyarakat muslim secara keseluruhan.
Program pendidikan agama telah memberikan hasil dan dampak positif bagi peningkatan kualitas keimanan dan ketaqwaan generasi muda dan umat Islam Indonesia. Kesadaran masyarakat untuk menanamkan keimanan dan ketaqwaan sedini mungkin kepada anak-anak didik kita makin tumbuh dan merata. Hal tersebut dapat dilihat dari semakin maraknya kegiatan “pendidikan agama”.
Gerakan masyarakat dalam kegiatan pendidikan agama tersebut perlu didorong lebih luas dan meningkat lagi, dan segala kekurangan dan hambatan yang ada kita tanggulangi dan kita carikan jalan keluar.


BAB III
KESIMPULAN

Dalam menanggapi keadaan bahwa pendidikan modern telah menciptakan para ilmuan dan tekhnisi yang handal tetapi kurang akan nilai-nilai kemanusiaan, diadakanlah Pendidikan Umum. Pendidikan Umum merupakan program pendidikan yang mengembangkan keseluruhan kepribadian siswa dan mahasiswa agar setiap dalam berpikir ilmiah dan mengelola emosi dilandasi etika dan moral yang berfungsi membina siswa dan mahasiswa menjadi warga Negara yang baik. Tujuannya adalah menyiapkan latar belakang akademik yang kaya dengan ilmu-ilmu sosial dan juga ilmu-ilmu pengetahuan yang terorganisir.
Ruang lingkup Pendidikan Umum ialah mencerminkan tujuan pendidikan yang dijadikan landasan filosofis pendidikan. Dari Uraian diatas dapat saya simpulkan bahwa :
1. Pendidikan menurut pandangan islam lebih dominan kepada pembentukan akhlak, akidah dan iman. Sedangkan secara umum pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan pengembangan kemapuan yang dimiliki. Apabila kedua hal ini digabungkan maka hasil dari pendidikan akan sangat maksimal dan menghasilkan peserta didik yang memiliki intelektual dan akhlak yang mulia.
2. Dasar pendidikan menurut islam fokus kepada Al-qur’an dan hadist sedang secara umum dasar pendidikan juga lebih menitik beratkan ke dasar religius.
3. Tujuan Pendidikan baik secara islam dan umum hampir memiliki kesamaan yaitu mendapatkan kesuksesan. Apabila digabungkan maka tujuan pendidikan adalah upaya untuk meraih kesuksesan hidup di dunia dan akherat.




DAFTAR PUSTAKA

1. Al- Syaibani, Omar Mohammad. Falsafah Pendidikan Islam. Jakarta : Bulan Bintang, 1979.
2. “Dasar dan tujuan pendidikan”. Jurnal Tujuan pendidikan (Online), 2010, (http://bukittingginews.com/) Diakses 9 April 2011
3. Deni. “Manfaat Pendidikan”. Jurnal Bagi Pendidikan Umum (Online), 2008, (http://deninamj.wordperss.com/) Diakses 9 April 2011
4. Nata Abuddin. Ilmu Pendidikan Islam : Dengan pendekatan Multidisipler. Jakarta : Rajawali Press, 2010.
5. Nizar, Samsul. Filsafat Pendidikan Islam, Pendekatan Historis dan Praktis cetakan 1. Jakarta : Ciputat Press, 2002.
6. Sudirman. “General Education”. Jurnal Pendidikan Umum (Online), 2008, http://dedencorner.blogspot.com/ Diakses 9 April 2011
7. Sudiyono M. Ilmu Pendidikan jilid 1. Jakarta : Rineka Cipta, 2009.
8. Yuni. “Konsep Pendidikan”. Jurnal Pendidikan Umum (Online), No.05, 2010, (http://yuniprgl.blogspot.com). Diakses 9 April 2011





DAFTAR ISI

Judul
Daftar Isi
BAB I A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah

BAB II A. Pengertian Pendidikan Agama dan Umum
B. Tujuan Pendidikan Agama dan Umum
C. Ruang Lingkup Pendidikan Agama dan Umum
D. Konsep Dasar Pendidikan Agama dan Umum
E. Manfaat Pendidikan Agama dan Umum
F. Analisis Gejala yang Terjadi di Masyarakat

BAB III Kesimpulan

Daftar Pustaka

1 komentar: