Sabtu, 18 Juni 2011

perikalanan (advertising)

B. Incomplete Decription

Penjelasan tentang kartu axis ini, ada penjelasan yang tidak lengkap atau kurang jelas. Di sini ditulis BONUS hingga Rp. 100 permenit. Mungkin orang tidak paham maksud dari iklan tersebut, dan bagaimana cara mendapatkan BONUS TERIMA TELPON dari SEMUA operator lain…..??

Dari pemahaman saya, untuk mendapatkan BONUS hingga Rp. 100 permenit, konsumen harus menelpon ke pengguna axis yang lain dari waktu yang telah ditentukan. Sementara BONUS TERIMA TELPON dari SEMUA operator lain, maksudnya kita (pengguna axis) akan mendapat BONUS dalam bentuk Rupiah (Rp), jika kita (pengguna axis) menerima telpon dari operator lain.

2. C. Pendekatan USP

Dalam hal ini saya mengambil contoh iklan motor “MIO” yang membuat iklan ini unik adalah hadiah yang begitu besar yang telah ditawarkan pada produk ini. Antara lain ada HADIAH UTAMA UANG CASH Rp. 1 Miliar, 100 emas batang dan 25 orang ibadah umroh,

Iklan ini bisa menarik konsumen untuk segera membeli produk ini, dan mendapatkan hadiah-hadiah yang telah diberikan.

3. Efektifitas Iklan
1. Empati
Hal ini menginformasikan bahwa konsumen cukup menyukai iklan Perusahaan, sehingga iklan tersebut cukup dapat memberikan informasi yang berharga tentang daya tarik produk dan jasa Perusahaan bagi konsumen.

2. Persuasi
Dimensi persuasion bahwa iklan Perusahaan di media cetak cukup dapat memberikan peningkatan atau penguatan karakter produk dan jasa Perusahaan. Iklan tersebut cukup mempunyai dampak terhadap keinginan konsumen untuk menggunakan jasa Perusahaan.

3. Impact.
Dimensi impact berarti bahwa produk dan jasa Perusahaan cukup menonjol dibandingkan perusahaan lainnya. Dan, iklan tersebut cukup melibatkan konsumen untuk mengetahui produk dan jasa Perusahaan.

4. Komunikasi
Dimensi Communication bahwa konsumen dapat mengingat pesan utama yang disampaikan. Pesan tersebut meninggalkan kesan yang kuat dan pemahaman konsumen akan produk dan jasa Perusahaan

4. Media Brief
Maksudnya ialah media singkat, memberikan semua informasi yang dibutuhkan oleh konsumen agar bagian media dapat memutuskan strategi media yang memenuhi kebutuhan dari masing-masing merek atau brand
Strategi media merupakan salah satu unsur penting dalam kerja kampanye dan advokasi namun seringkali tidak mendapat perhatian yang memadai organisasi non pemerintah. Salah satu penyebabnya adalah pemahaman yang kurang lengkap terhadap potensi besar yang dimiliki media massa dalam mempengaruhi opini publik dalam waktu relatif cepat dan dalam skala yang relatif luas. Penyebab lain adalah pemahaman yang tidak tepat bahwa mempengaruhi opini publik lewat media, terutama televisi dan surat kabar, merupakan kerja yang selalu membutuhkan biaya yang relatif besar.

5. Kratif Iklan ( Terjamahan)
Kreatif untuk kebesaran iklan

Dua dimensi kebesaran
1.Dimensi resonansi
(Resonansi penonton)
2.Dimensi yang relevan
(Strategis relevansi)

Tugas tim kreatif iklan
- Konversi consepts mental menjadi simbol.

Kunci untuk kreatif yang hebat
Merumuskan stategy iklan:
1. Sasaran
2. Konsep produk
3. Media komunikasi
4. Iklan pesan

Salin flatfrom
(Singkat kreatif)
1. Dasar masalah atau isu iklan harus alamat
2. Iklan dan tujuan komunikasi
3. Target audiencee
4. yang paling utama adalah menjual ide atau manfaat utama untuk berkomunikasi
5. Strategi Kreatif laporan (kampanye tema, banding, dan techniqueto eksekusi akan digunakan)
6. Pendukung requierement informationand

Dua komponen penting dari platform salinan
1. Para develepmont dari ide penjualan utama
2. Strategi kreatif development

Beberapa pendekatan yang dikenal terbaik untuk datang dengan gagasan menjual majjor
• Menggunakan prposition jual yang unik (USP)
• Kreatif brand image
• Menemukan drama yang melekat

Pedoman ke develepment dari USP
• Setiap iklan harus membuat prposition kepada konsumen. proposisi perlu melibatkan manfaat produk spesifik. Setiap iklan harus berkata kepada eaach pembaca:''Beli produk ini dan Anda akan mendapatkan manfaat''.
• proposisi harus menjadi salah satu bahwa persaingan baik tidak bisa atau tidak menawarkan. Ini harus unik di merek atau di klaim.
• proposisi harus cukup kuat untuk memindahkan milions massa, yang menarik lebih pelanggan baru dengan merek Anda.

proses kreatif
(James model Webb muda)
Perendaman: Gathering bahan baku dan informasi melalui backgroundresearch dan membenamkan diri dalam masalah.
Pencernaan: mengambil informasion, bekerja di atas dan wrestingwith di pikiran
Inkubasi: menempatkan masalah keluar dari pikiran consious Anda dan tunning informasi ke bawah sadar untuk melakukan pekerjaan.
Ellumination: kelahiran ide
Realitas atau verifikasi: belajar ide untuk melihat apakah masih terlihat baik atau memecahkan masalah, kemudian membentuk ide untuk kegunaan praktis.

6. Televisi
1. Bersifat audiovisual
2. Menggunkan bahasa lisan
Malan merek Komunikasi terbatas Tingkat keluberan tinggi Media Lini Atas, Karakteristik antara lain : Informasi yang disebabkan bersifat serempak Khalayak penerima pesan cenderung anonym Mampu menjangkau khalayak secara luas Media Lini Bawah, Karakteristik antara lain : Komunikasn yang di jangkau terbatas, baik dalam jumlah maupun luas wilayah sasaran Mampu menjangkau khalayak yang tidak di jangkau media lini atas Cenderung tidak serempak.


Kelompok :3 1. M. Munirul Ikhwan : 9335 004 08
2. Diana Ningsih : 9335 005 08
3. Setiyowati : 9335 003 08
4. Syamsul Huda : 9335 014 08
5. Edy Irawan : 9355 008 07
Mata Kuliah : Manajemen Periklanan
Prodi : Komunikasi Islam
Perusahaan ikalan atau Biro ikalan : Radio Pamenang FM
1. Kreatif Iklan: Salah satu pandangan mengatakan bahwa iklan kreatif adalah iklan yang mampu meningkatkan penjualan produk. Pandangan lain mengatakan iklan yang kreatif adalah iklan yang berasal dari ide yang orisiginal, memiliki nilai artistic dan estetika serta mampu memenangkan penghargaan.
2. Media Brief: merupakan sebuah dokumen yang disiapkan oleh klien ataupun Pembina usaha yang menjelaskan kebutuhan klien dari segi media. Isinya:
1. Sasaran / strategi pemasaran (marketing obyektives): menjelaskan sasaran utama dan kegiatan pemasaran suatu merek.Untuk mendapatkan pemakai merek pesaing beralih ke merek kita.
2. Keterangan produk : keterangan umum mengenai produk / merek termasuk positioning (suatu produk atau merrk akan di iklankan pada program acara dari radio tersebut sesuai segmentasi pendengarnya dan acaranya), Harga ( Tarif iklan di Radio Pamenang FM sudah ditentukan oleh divisi dari Radio tersebut.
3. Khalayak sasaran: yaitu ciri demografis dari khalayak sasaran baik yang utama maupun skunder yang meliputi jenis kelamin, usia, pendapatan pribadi, pendapatan RT, pendidikan, pekerjaan, besarnya keluarga, turunan. Contohnya :
 Jangkauan siaran : Kediri, Jombang, pare, Tulung Agung, Blitar, Nganjuk dan Kertoso.
 Klasifikasi pendengar:
MUSIK POP INDO: 40%, DANGDUT: 50%, CAMPURSARI: 10%
SEX PRIA: 45%, WANITA: 55%
USIA <20 TH: 25%, 20-35 TH: 60%, >35 TH: 15%
PEKERJAAN PELAJAR / MAHASISWA: 40%, KARYAWAN: 32%,
WIRASWASTA: 20%, LAIN: 8%
SES A1-2: 15%, B: 39%, C1-2: 46%

4. Geografi : memperlihatkan rincian penjualan berdasarkan wilayah dan bila diperlukan pada kota- kota tertentu. Contohnya Jangkauan siaran : Kediri, Jombang, pare, Tulung Agung, Blitar, Nganjuk dan Kertoso.
5. Waktu kampanye / periode beriklan : memberitahukan tanggal mulai kegiatan periklanan. Contohnya : Menginformasikan penerimaaan Mahasiswa Baru di STAIN Kediri Tahun Ajaran Baru 2011 – 2012 selama periode dari Bulan Mei sampai Juni dimana dimulainya pendaftarannya
6.Jenis kampanye : apakah dalam kampanye memperkenalkan suatu produk baru, atau mempertahankan produk lama yang ada, promosi konsumen dll.
7. Anggaran : menentukan keseluruhan anggaran yang tersedia.
MACAM IKLAN DURASI TARIF IKLAN/ 1 KALI KETERANGAN
LOOSE SPOT 30 DETIK Rp. 40.000,- BELUM TERMASUK PPN
45 DETIK Rp. 50.000,-
60 DETIK Rp. 60.000,-
Ad- LIPS 60 DETIK Rp. 60.000,-
SPONSOR PROGRAM 30 MENIT Rp. 500.000,- Rp. 3.500.000,-/ bln
45 MENIT Rp. 750.000,- Rp. 4.500.000,-/ bln
60 MENIT Rp. 1.000.000,-

9. Pendekatan / pertimbangan kreatif : penjabaran pandangan kreatif yang mungkin dapat dioptimalkan dalam rencana media. Yakni dengan membuat iklan yang sekreatif mungkin untuk menarik pelanggan.
10 Materi iklan : memberi tahu ukuran, durasi, versi, iklan yang perlu dipertimbangkan dalam setrategi, dan juga rotasi atau alur iklan bila lebih dari satu versi.
Kesimpulanya media brief yang baik menghasilkan strategi yang kuat, strategi yang kuat menghasilkan perencanaan yang lebih baik, media review yang mendalam mendorong perbaikan dan menghasilkan temuan-temuan baru.

3. Strategi Media : Radio Pamenang 97. 9 FM
Audiens sasaran didefinisikan dalam batas spesifik yang memiliki implikasi jelas untuk pesan. 4 kegiatan strategi media :
1. Pilihan audiens sasaran: kegagalan dalam identifikasi audiens sasaran dapat menyebabkan hilangnya exposure, yakni beberapa calon nonpembeli yang dihadapkan pada iklan, sementara beberapa calon utama tidak kena exposure.
2. Menspesifikasi tujuan media: Ada lima point untuk tujuan khusus media
1.Jangkauan
2.Frekuensi
3.Bobot
4.Kontinyutas
5.Biaya/anggaran
3. Memilih tujuan media dan sarana:
Kontinyutas adalah merupakan: Bagaimana pesan iklan itu dialokasikan selama dikampanyekan tayang.
4. Membeli media: dalam penentuan pembelian media sangat sulit untuk memilih, karena media mempunyai segmen tersendiri. Jadi harus survey dulu ke medianya untuk mengetahui segmentasi pasar.
4. Pembelian ruang media
 Pembelian media adalah kegiatan yang bersifat ke luar, ke pasar dan bertransaksi dengan media.
 Penyusunan rencana periklanan merupakan kegiatan yang bersifat ke dalam (internal) dan berhubungan dengan teori sedangkan membeli adalah kegiatan nyata.
Cara Pembelian Media
1. Membeli secara langsung.
 Pemasang iklan membeli sendiri ruang iklannya di media.
 Harga yang disepakati kemungkinan tetap akan lebih murah, karena adanya potongan harga.
 Lebih menguntungkan untuk produk-produk yang kompleks atau sangat teknis sifatnya.
 Banyak dipakai oleh para pengiklan kecil/gurem karena adanya kesulitan untuk menemukan perusahaan iklan yang mau menangani.
 Adanya waktu dan biaya overhead yang harus ditanggung dan kurangnya keahlian yang dimiliki oleh si pemasang iklan dalam pembelian media.
2. Memanfaatkan jasa perusahaan periklanan.
 Memanfaatkan jasa perusahaan iklan untuk menangani pembelian ruang medianya.
 Perusahaan iklan memiliki keahlian dalam membeli media.
 Bisa menawarkan syarat-syarat kredit yang lebih menguntungkan daripada yang ditawarkan oleh medianya itu sendiri.
Data Tehnik dari Radio Pamenang FM
 Jangkauan siaran : Kediri, Jombang, pare, Tulung Agung, Blitar, Nganjuk dan Kertoso.
 Klasifikasi pendengar:

MUSIK POP INDO: 40%, DANGDUT: 50%, CAMPURSARI: 10%
SEX PRIA: 45%, WANITA: 55%
USIA <20 TH: 25%, 20-35 TH: 60%, >35 TH: 15%
PEKERJAAN PELAJAR / MAHASISWA: 40%, KARYAWAN: 32%,
WIRASWASTA: 20%, LAIN: 8%
SES A1-2: 15%, B: 39%, C1-2: 46%

 Tarif Iklan:
MACAM IKLAN DURASI TARIF IKLAN/ 1 KALI KETERANGAN
LOOSE SPOT 30 DETIK Rp. 40.000,- BELUM TERMASUK PPN
45 DETIK Rp. 50.000,-
60 DETIK Rp. 60.000,-
Ad- LIPS 60 DETIK Rp. 60.000,-
SPONSOR PROGRAM 30 MENIT Rp. 500.000,- Rp. 3.500.000,-/ bln
45 MENIT Rp. 750.000,- Rp. 4.500.000,-/ bln
60 MENIT Rp. 1.000.000,-

Alur Proses Keseluruhan:
1. Bagi produsen yang mau mengiklankan suatu produknya kepada masyarakat lewat media radio bisa langsung datang ke media/ke radionya langsung.
2. Setelah datang ke radio, produsen yang akan memasang iklan langsung menemui pihak marketing dari radio Pamenang FM yaitu ibu Tuti Soewandi/bu Dhea.
3. Di situ dari pihak Radio memberi tahu kalau dia mau memasang iklan lewat media radio, dan dari marketing juga menjelaskan mulai dari biaya iklan per detiknya berapa, per menitnya berapa.
4. Setelah setuju dengan apa yang ditawarkan oleh kedua pihak, pihak pemasang iklan langsung membayar administrasi ke pihak marketing radio tersebut.
5. Setelah itu proses pembuatan iklannya tersebut, disini yang membuat sebuah kata-kata yang mau disampaikan kepada khalayak bisa dari pihak pengiklan atau juga dari pihak radio.
6. Setelah iklan itu dibuat itu tidak langsung disiarkan karena harus melalui persetujuan dari pihak produsen apakah iklan nya itu sudah bagus atau belum, bila belum bagus harus membuatnya lagi karena ini menyangkut citra sebuah produk
7. Setelah di setujui semuanya lalu iklan itu bisa langsung disiarkan kepada khalayak. Tentunya itu tidak terlepas dari pengawasan dari pihak pemasang iklan. Apabila ada sebuah kesalahan bisa langsung konfirmasi ke pihak media.

Kreatif untuk kebesaran iklan
Dua dimensi kebesaran
Dimensi resonansi
(Resonansi penonton)
Dimensi yang relevan
(Strategis relevansi)

Tugas tim kreatif iklan
Pengkodean pesan:
Konversi consepts mental menjadi simbol.
Kunci untuk kreatif yang hebat
Merumuskan stategy iklan:
1. Sasaran
2. Konsep produk
3. Media komunikasi
4. Iklan pesan

Salin flatfrom
(Singkat kreatif)
1. Dasar masalah atau isu iklan harus alamat
2. Iklan dan tujuan komunikasi
3. Target audiencee
4. Mayor menjual ide atau manfaat utama untuk berkomunikasi
5. Strategi Kreatif laporan (kampanye tema, banding, dan techniqueto eksekusi akan digunakan)
6. Pendukung requierement informationand
Dua komponen penting dari platform thr salinan
1. Para develepmont dari ide penjualan utama
2. Strategi kreatif develepment
Beberapa pendekatan yang dikenal terbaik untuk datang dengan gagasan menjual majjor
• Menggunakan prposition jual yang unik (USP)
• Kreatif brand image
• Menemukan drama yang melekat

Pedoman ke develepment dari USP
• Setiap iklan harus membuat prposition kepada konsumen. proposisi perlu melibatkan manfaat produk spesifik. Setiap iklan harus berkata kepada eaach pembaca:''Beli produk ini dan Anda akan mendapatkan manfaat''.
• proposisi harus menjadi salah satu bahwa persaingan baik tidak bisa atau tidak menawarkan. Ini harus unik di merek atau di klaim.
• proposisi harus cukup kuat untuk memindahkan milions massa, yang menarik lebih pelanggan baru dengan merek Anda.
proses kreatif
(James model Webb muda)
Perendaman: Gathering bahan baku dan informasi melalui backgroundresearch dan membenamkan diri dalam masalah.
Pencernaan: mengambil informasion, bekerja di atas dan wrestingwith di pikiran
Inkubasi: menempatkan masalah keluar dari pikiran consious Anda dan tunning informasi ke bawah sadar untuk melakukan pekerjaan.
Ellumination: kelahiran ide
Realitas atau verifikasi: belajar ide untuk melihat apakah masih terlihat baik atau memecahkan masalah, kemudian membentuk ide untuk kegunaan praktis.

Brand Experience
Brand experience mengubah suatu produk biasa menjadi suatu memorable event yang personal bagi konsumen. Esensi brandberperan penting untuk menciptakan pendekatan brand experience yang sesuai.
Dengan demikian, lingkungan sekitarnya menyampaikan pesan yang konsisten. Kunci dari kesuksesan brand experience adalah dalamnya keterlibatan konsumen. Semakin konsumen terlibat, makin dalam experience yang dirasakan. Karena itu, desain brand experience sangat perlu diperhatikan.
Hal itu salah satunya dengan memperhatikan penyatuan atmosfer brand experience dengan pancaindra manusia yang meliputi mata, hidung, mulut, telinga, dan kulit. Semakin banyak dari kelima indera tersebut dilibatkan ke dalam brand experience, konsumen semakin terikat dengan pengalaman yang diberikan dan efek yang mereka rasakan akan semakin personal.
Dengan tidak terlupakannya pengalaman itu, persepsi mereka akan brand terbentuk dengan kuat. Dengan kata lain, semakin besar kemungkinan brand Anda menjadi top of the mind brand.
Aplikasi Brand Experience
Agar pengaplikasiannya tepat dan relevan, penting sekali untuk mengetahui esensi brand yang dapat diterjemahkan menjadi berbagai bentuk experience. Berikut beberapa contoh brand yang mengusung brand experience. Starbucks coffee.
Bukan hanya mengenai kopi yang berkualitas, tapi juga membawa ”the feeling of connection” dan mengaplikasikan itu di setiap lini servisnya. Dari aroma kopi, kenyamanan dan ambiance tempatnya, sambutan dan pelayanan yang personal, musik yang diputar, serta rasa dari produk mereka itu sendiri.
Semua ini menciptakan pengalaman yang dapat dirasakan bersama pengunjung Starbucks. Disneyland. Disneyland tidak diragukan lagi adalah the best practice untuk brand experience. Dari lingkungan yang diciptakan sampai karakter yang disampaikan para pegawainya, semua membentuk the Disney experience.
Ada juga SourSally. Pengalaman yang ditawarkan tidak hanya didapatkan dari toko dengan warna dan desainnya yang sangat khas, tapi pada delivery service line dengan sambutan yang sangat ”sour sally”.
Hal itu antara lain dari musik dan nada bicara, bahkan website-nya yang mengajak Anda berinteraksi dengan Sour Sally. Indera dan rasa selalu digunakan secara intuitif. Karena itu, bagi brand dapat hidup di tengahtengah konsumen. Dia tidak bisa lagi menjadi pasif, tapi harus dapat memberikan aspek hidup yang mendalam dan menjadi bagian dalam kehidupan si konsumen. (*)APAKAH BRAND ITU?
Apakah yang ada dalam benak Anda, ketika Anda mendengar atau membaca kata Blaster, Malboro, atau Anlene? Dalam benak kita kata Blaster langsung mengacu pada sebuah produk permen yang bentuknya belang-belang. Kata Malboro langsung membawa kita pada seorang Malboro Man yang suka berpetualang dan individualis. Kata Anlene langsung mengarahkan pikiran kita pada susu kaya kalsium untuk orang tua.
Bentuk-bentuk asosiasi yang menghubungkan suatu produk dengan gagasan tertentu yang melekat pada benak orang disebut dengan brand. Dewi (2005: 14) menyebutkan bahwa brand adalah ide, kata, desain, desain grafis atau suara/bunyi yang menyimbolkan produk, jasa, dan perusahaan yang memproduksi produk dan jasa tersebut. Semua aspek ini menerbitkan asosiasi khusus dalam benak konsumen, misalnya tentang kualitas produk, makna simbolis yang terkandung dalam pengalaman emosional dan psikologis yang dialami konsumen dalam bersentuhan dengan brand tersebut.
Pengiklan dan biro iklan harus memahami bahwa konsumen dalam mengkonsumsi suatu produk, sebenarnya untuk memenuhi suatu kebutuhan fungsional, emosional, atau keduanya. Masalah mengapa dan bagaimana konsumen mengkonsumsi suatu produk harus diketahui oleh pengiklan dan biro iklan. Misalnya orang membeli kosmetik tidak sekedar untuk kecantikan diri, tetapi sebagai sarana sumber kepercayaan diri. Orang membeli rokok tidak untuk kebutuhan fisik seperti halnya makan, tetapi untuk gaya hidup dan nilai tambah kejantanan seorang pria.
Biro iklan dengan pengiklan akan menentukan aspek mana dari motivasi pembeli dan makna simbolis dari produk yang dijadikan dasar utama kampanye iklan tersebut. Iklan inilah yang kemudian mengkomunikasikan hal tersebut dan membangun hubungan yang konsisten antara brand dan berbagai emotional appeal dan simbolic values-nya. Sebagai contoh, Molto Pewangi yang merupakan pewangi pakaian, menemukan bahwa keharuman alami bersumber pada bunga. Sehingga harum wangi selalu dikaitkan dengan bunga yang berwarna cerah. Hal ini kemudian diangkat oleh Molto Pewangi dengan slogan "Alami keharuman alami Molto Pewangi Baru", disertai gambar visual hamparan padang bunga yang di tengah-tengah hamparan tersebut terdapat jalan yang berkelok: warna jalan senada dengan warna bunga. Di sini orang membayangkan sensasi keharuman berkendara di tengah padang bunga. Iklan ini menggunakan analogi supaya orang bisa sampai pada kesimpulan bahwa Molto Pewangi sama dengan Keharuman alami bunga-bunga di padang. Perhatikan iklan Molto Pewangi ini.

Efektivitas kata dalam iklan

Bahasa dalam iklan selain memperhatikan masalah ide yang diwujudkan dalam bentuk kat-kata, dalam penghadirannya bahasa iklan menurut Goddard(2003:13-16) juga memperhatikan hal-hal "paralanguage" yang merupakan pakaian yang dipilih copywriter dan art director untuk membungkus idenya. Paralanguage itu berupa layout, jenis huruf, visual dan media, untuk membentuk iklan secara menyeluruh.
Bahasa dalam iklan selain memperhatikan masalah ide yang diwujudkan dalam bentuk kat-kata, dalam penghadirannya bahasa iklan menurut Goddard(2003:13-16) juga memperhatikan hal-hal "paralanguage" yang merupakan pakaian yang dipilih copywriter dan art director untuk membungkus idenya. Paralanguage itu berupa layout, jenis huruf, visual dan media, untuk membentuk iklan secara menyeluruh.

Dengan demikian ,jika unsur paralangue tersebut diolah secara maksimal, efektivitas iklan akan tercapai. Efekivitas ini, secara substansi didukung oleh efektivitas kata.
Penggunaan bahasa dalam iklan terkadang dipandang menarik, jika bersifat main-main, atau menurut Hakim (2006) bersifat "lanturan". Menurutnya lanturan berbeda dengan kata melantur yang artinya ngawur, tidak nyambung dengan topik yang sedang dibahas. Sementara lanturan adalah sengaja melantur atau melantur dengan tujuan. Namun, lanturan yang dibuat tersebut harus selalu dijaga relevannya. Karena itu, carilah lanturan yang sejauh-jauhnya, namun bawalah relevansi sedekat-dekatnya (Hakim, 2006: 78-79).
Hal yang paling dekat dengan lanturan adalah plesetan. Orang muda saat ini tidak terasa gaul jika tidak banyak berplesesetan dalam bercanda. Orang tertawa ketika mendengar plesetan karena relevansinya. Relevansi dalam konteks ini adalah kata asli yang diplesetinya. Jika orang tidak tertawa berarti tidak relevan. Tidak ada korelasi kata asli dengan plesetannya.
Untuk berpandai-pandai dalam membuat lanturan, seorang copywriter harus menguasai gaya bahasa, baik itu personifikasi, analogi, kontradiksi, metafora, sinisme, sarkasme, hiperbola, paradoks dan masih banyak lagi.
Perhatikanlah iklan rokok A-Mild dalam seri "tanya kenapa". Iklan tersebut dipasang di sepanjang jalan-jalan tol di Jabodetabek. Iklan tersebut bertuliskan "terhambat di jalan bebas hambatan" dengan visual yang dilatari oleh kemacetan mobil. Karena itu dipasang di sepanjang jalan tol Jabodetabek, dapat kita pastikan bahwa target audience adalah para sopir, penumpang kendaraan yang melewati jalan tersebut. Hanya masalahnya, apa kaitan kata-kata itu dengan rokok A-Mild? Di sinilah berlaku sifat lanturan. Namun, apakah itu relevan?
Yang jelas iklan tersebut masuk dalam seri iklan A-Mild "tanya kenapa". Kita tahu bahwa iklan-iklan dalam seri tersebut selalu berisi kritik sosial.

Dalam konteks ini, iklan rokok A-Mild mengusung brand bahwa dia adalah rokok yang cerdas dan kritis terhadap kondisi masyarakat. Kemudian, orang akan bertanya "apa hubungannya semua itu dengan A-Mild sebagai rokok?" Untuk menjawab hal itu memang diperlukan penjelasan tentang sejarah A-Mild.
Ketika awal peluncuran produk tersebut, A-Mild mengusung brand rokok yang rendah tar dan rendah nikotin. Dengan kata lain, rokok ini adalah rokok sehat, sebuah produk yang tentu saja mendukung kampanye anti nikotin. Dengan demikian, sebenarnya tak masalah orang-orang tetap mentradisikan merokok dengan tetap memperhatikan kesehatan karena A-Mild telah dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Namun, tata krama beriklan di Indonesia menerapkan aturan yang tegas untuk rokok. Antara lain iklan tidak boleh menayangkan atau menvisualkan bentuk rokok dan orang merokok. Dan lebih ekstrim lagi, iklan rokok selalu harus memuat tulisan "rokok dapat menggangu kesehatan, serangan jangtung, gangguan kemailan dan janin”. Cobalah lihat contoh iklan rokok A-Mild tersebut. Sebuah atau beberapa kata namun memiliki sifat menjual itulah efetivitas kata dalam copywriting. Di sini terdapat kekuatan narasi, teks, atau diksi dari sebuah iklan dapat membuat orang terpengaruh untuk berbuat seperti yang dikehendaki pesan iklan tersebut. Sehingga memang benar sangat diperlukan kata-kata yang memadai.


Kekuatan dan Kelemahan Media Cetak

Ternyata, meskipun sama-sama sebagai media cetak, surat kabar dan majalah memiliki kekuatan dan kelemahan yang tidak sama.
Kekuatan Surat Kabar:
1. dapat menjangkau daerah-daerah perkotaan sesuai dengan cakupan pasarnya
2. kebiasaan konsumen membawa surat kabar sebagai referensi untuk memilih barang sewaktu berbelanja
3. surat kabar memuat hal-hal yang aktual yang perlu segera diketahui oleh pembacanya
4. pengiklan dapat bebas memiliki pasar mana yang akan diprioritaskan. Dengan demikian dia dapat memilih media yang cocok dengan terget audience-nya
Kelemahan surat kabar:

1. sekalipun jangkauannya bersifat masal, surat kabar dibaca orang dalam tempo yang sangat singkat, umumnya tidak lebih dari lima belas menit, dan mereka hanya membaca sekali saja. Surat kabar hanya berusia 24 jam sehingga cepat basi.
2. sekalipun surat kabar memilki sirkulasi yang luas, beberapa kelompok pasar tidak dapat terlayani. misalnya untuk pembaca di bawah umur 20 tahun
3. tidak semua produk dapat diiklankan di surat kabar, termasuk iklan yang memerlukan peragaan produknya.
Kekuatan majalah
1. mempunyai kemampuan untuk menjangjau segmen pasar tertentu yang terspesialisasi
2. mempunyai kemampuan mengangkat produk-produk yang diiklankan sejajar dengan persepsi khalayak terhadap prestise majalah yang bersangkuan
3. memiliki usia edar yang paling panjang dibanding media lainnya
4. mempunyai kualitas visual yang baik karena umumnya majalah dicetak di ketas yang berkualitas tinggi.
Kelemahan majalah
1. fleksibilitas ang terbatas karena pengiklan harus m,enyerahkan final artwork iklannya jauh-jauh hari
2. biaya yang dipakai untuk menjankau setiap kepala menjadi lebih mahal karena majalah hanya beberadar di lingkungan yang terbatas
3. distribusi yang kurang lancar. Banyak majalah yang peredarannya lambat sehingga menumpuk di rak-rak toko buku.
STRATEGI KREATIF
Strategi kreatif dalam periklanan dapat dikelompokkan dalam beberapa bagian diantaranya. Strategi tersebut dapat diterapkan pada kasus-kasus desain yang lain.
a. Pendekatan USP (Unique Selling Proposition approach). Pendekatan yang memanfaatkan keunggulan produk berdasarkan ciri unik yang dimiliki.
b. Pendekatan citra merek. Kreativitas yang berupaya mengembangkan identitas citra melalui asosiasi produk dengan simbol-simbol tertentu.
c. Pendekatan positioning. Konsep periklanan yang berupaya menanmkan dalam benak konsumen tentang esensi sebuah produk dibandingkan dengan para kompetitornya.
d. Pendekatan merek generik. Pendekatan yang lebih berorientasi pada keunggulan generik tanpa memperhatikan kompetitor.
e. Pendekatan resonansi. Pendekatan ini lebih mengutamakan sisi emosi dari konsumen
Strategi Positioning
Istilah positioning mulai diperkenalkan pada tahun 1972 oleh 2 orang eksekutif periklanan dari Amerika Serikat, yakni Al Ries dan Jack Trout dalam satu seri artikel mereka yang berjudul The Positioning Era yang dimuat dalam dalam Advertising Age. Buku tersebut hingga kini menjadi tonggak eksistensi konsep positioning sekaligus menjadi acuan atau referensi yang cukup penting bagi banyak praktisi periklanan. Menyusul kemudian David A. Acker melengkapi konsep tersebut dalam bukunya Positioning Your Product. Dalam buku tersebut Acker merumuskan beberapa strategi positioning, antara lain;
• Penonjolan karakteristik produk, dalam strategi ini cara yang paling sering dilakukan adalah menghubungkan produk dengan costumner benefit-nya. Inti pesan yang diiklankan harus memilih salah satu diantara sekian unsur produk yang dapat ditonjolkan, sehinga penonjolan tersebut bila dilakukan secara konsisten yang akan menciptakan artribut tertentu.
• Penonjolan harga dan mutu, bermula pada realita persepsi konsumen terhadap harga dan mutu yang selalu dianggap identik, walaupun sebenarnya merupakan dua hal yang terpisah. Harga yang tinggi dianggap sebagai produk yang berkualitas tinggi, dan sebaliknya harga yang rendah mencerminkan kualitas yang rendah. Lewat sentuhan emosional iklan diharapkan dapat menggiring konsumen kepada pesan iklan tersebut. Dan jika hal ini diterapkan klewat konsep positioning yang kreatif dan tepat maka terciptalah image tentang produk yang diiklankan.
• Penonjolan pengunaan, cara lain untuk mengkomunikasikan citra adalah dengan mengkaitkannya dengan penggunaan produknya.
• Positioning menurut pemakainya, merupakan salah satu pendekatan yang mengkaitkan produk dengan pemakainya.
• Positioning menurut kelas produk, terdapat satu contoh legendaris untuk konsep ini, yakni kisah klasik 7-UP yang pernah diremehkan oleh para pesaingnya dalam bisnis minuman ringan di Amerika (Kotler, 1986). Masyarakat Amerika mengenal Coca Cola dan Pepsi Cola. Melalui riset pasar 7-UP menemukan jawabannya bahwa masyarakat belum tentu menolak 7-UP sebagai minuman ringan, yang selama ini diduga bahwa 7-UP hanyalah sebagai minuman pencampur. Untuk itu 7-UP segera menyatakan positioning barunya:”7-UP is the uncola drink. But with a better taste”.
• Positioning dengan menggunakan simbol-simbol budaya, tak sedikit para pengiklan yang menggunakan simbol-simbol budaya daerah tertentu untuk menciptakan citranya.
• Positioning langsung terhadap pesaing, terdapat dua hal penting untuk menjelaskan mengapa acuan terhadap persaing dalam penerapan strategi ini. Pertama, pesaing yang telah ada terlebih dahulu dapat digunakan sebagai jembatan referensi, dan kedua ada kalanya tidak terlalu penting untuk mengetahui apa yang dipikirkan oleh calon konsumen tentang diri produsen. yang lebih penting adalah kepercayaan bahwa produsen tersebut lebih baik, atau setidaknya setingkat dengan pesaingnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar